Cleaner app atau aplikasi pembersih yang ada di smartphone dibuat untuk membersihkan sampah-sampah sisa hasil kerja sistem operasi selama perangkat berjalan. Namun benarkah aplikasi semacam ini memang membersihkan sampah di smartphone?

Apa sih sampah di smartphone itu? Istilah ini bakal merujuk pada satu kata yakni cache. Nah cache ini adalah semacam remah-remah dari hasil pengoperasian kamu atas perangkat yang kamu pakai. Cache disimpan di cache memory yang ada di sistem operasi. Jika memori ini penuh, maka kinerja perangkat bakal menjadi lambat, sebab daya tampungnya memang punya batas.

Setiap aplikasi punya sumbangan terhadap pemenuhan memori cache ini. Semakin sering sebuah aplikasi digunakan, maka semakin banyak cache yang dikumpulkannya. Nah sebab munculnya dari aplikasi, maka untuk membuangnya tinggal ke Settings > Apps > silakan temukan aplikasi yang ingin kamu buang cache-nya.

Cara diatas seperti tidak efektif ya. Sebab, kamu mesti masuk ke pengaturan aplikasi satu-persatu untuk membuang cache-nya. Untuk itulah, aplikasi seperti Clean Master, CC Cleaner, Power Clean dan kawan-kawannya hadir untuk menuntaskan ketidakefektifan tersebut.

Sayangnya aplikasi semacam ini alih-alih hanya membuang cache saja, justru menghadirkan hal-hal lain yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh perangkat. Misalnya misalnya pendingin CPU, phone boosting, antivirus, pembersih notifikasi, dan lain-lain yang seolah-olah merupakan fitur bawaan aplikasi tersebut namun sebenarnya iklan yang terselubung. Ada sih fitur yang asli, namun apakah memang kemampuannya setara dengan janjinya?

Seperti dikutip dari Phone Arena, aplikasi-aplikasi yang diklaim sebagai pembersih itu justru tidak melakukan sebagaimana yang diklaim terhadap semartphone kamu. Pasalnya alih-alih melakukan pembersihan, secara mayoritas mereka menampilkan hal yang memang tidak ada di smartphone kamu.

Dalam beberapa pengujian dengan lima aplikasi pembersih, yakni Clean Master, DFNDR, Junk Cleaner, SUPO Security, dan Junk Cleaner Lite, didapatkan hasil yang kurang lebih sama, yakni mereka memiliki tendensi aplikasi scam. Bahkan, Phone Arena tidak menyebutkan namanya, ada aplikasi semacam ini yang berkategori scam secara total. Artinya ia tak membersihkan apapun, dan yang ditampilkan hanyalah tayangan buatan belaka. Kebanyakan aplikasi yang telah diuji lebih menonjolkan iklan dan bahkan beberapa diantaranya terkait dengan situs mesum.

Oh iya aplikasi tersebut dipilih oleh Phone Arena didasarkan pada popularitasnya di Play Store dan paling banyak diunduh dalam satu hari itu berdasarkan AppAnnie. Pengujian dilakukan dengan memakai smartphone Blu Vivo XL dengan sistem operasi Android 5.1 Lollipop.

Lalu apabila aplikasi ini buang-buang memori perangkat, mengapa banyak pembuat smartphone melakukan pre-installed aplikasi semacam ini di perangkat barunya? Ada smartphone yang tidak memiliki aplikasi pembersih internal, sehingga aplikasi pembersih ini harus diinstal. Mungkin ada beberapa penyesuaian yang telah dilakukan. Hanya saja, kalau bisa dihapus, lebih baik dihapus atau paling tidak dinonaktifkan.

Sebenarnya sebelum hadirnya fitur-fitur yang diklaim sebagai fitur tambahan, aplikasi semacam ini tidak menjadi masalah sama sekali. Sebab kehadirannya bisa menyingkat waktu dibanding harus membuka satu-persatu aplikasi di pengaturan untuk membersihkan cache. Sehingga ketika smartphone kamu melambat sebab memori yang ada sepenuhnya terpakai, proses pembersihan bisa berjalan lebih cepat.

Cara membersihkan cache secara manual. Gambar diatas merupakan screen shoot dari smartphone Obi SJ1.5 dengan sistem operasi Android Lollipop.

Namun, jika resiko yang ditanggung jauh lebih besar dibanding manfaatnya, lebih baik urungkan saja. Pilih cara manual untuk membersihkan cache sebagaimana cara diatas. Atau lebih baik lagi, cari smartphone yang punya pembersih bawaan. Yang ini biasanya tidak membawa-bawa iklan yang berbahaya.